Selasa, 02 Oktober 2012

Inilah Para Politikus "Kutu Loncat' (Apakah Mereka Benar-benar Berjuang Demi Rakyat?)

Politisi 'kutu loncat'. Adalah sebutan bagi para politikus yang kerap berpindah partai. Alasan kepindahannya macam-macam, mulai dari ketidakcocokan ideologi, cekcok di internal termasuk faktor uang.


Berikut ini beberapa politikus yang pindah parpol berdasarkan catatan detikcom:

1. Ahmad Rofiq.

Sekjen Partai NasDem ini sebelumnya adalah Sekjen Partai Matahari Bangsa (PMB). Ia lebih dulu bergabung dengan ormas Nasional Demokrat sebelum akhirnya dibentuk partai NasDem yang dibina oleh Surya Paloh.


2. Jeffrie Geovanie.

Anggota DPR periode 2009-2014 dari Partai Golkar ini juga ikut bergabung dengan Partai NasDem yang memiliki visi restorasi Indonesia.

3. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ahok (kiri) dan Jokowi

Sejak dipinang Prabowo Subianto untuk menjadi calon Wagub DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo, Ahok memilih hengkang dari Partai Golkar dan bergabung dengan Gerindra.

4. Yuddy Chrisnandi.

Mantan calon Ketua Umum Golkar ini memilih Partai Hanura untuk melanjutkan karir politiknya. Ia langsung didaulat menjadi Ketua DPP Hanura saat dikenalkan oleh Ketua Umum Hanura Wiranto pada Februari 2010.

5. Sys Ns.

orang ini adalah artis yang ikut mendirikan Partai Demokrat ini keluar dan mendirikan Partai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Yenny Wahid.

Putri Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini membentuk Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN) setelah memutuskan cabut dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang membesarkan namanya.

7. Ruhut Sitompul.

Anggota Komisi III dari Fraksi Demokrat dulunya adalah politikus Partai Golkar.

8. Dede Yusuf.

Mantan aktor yang menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat ini memilih pindah ke Partai Demokrat dari Partai Amanat Nasional (PAN).

9. Ali Mochtar Ngabalin.

Politisi dari Partai Bulan Bintang (PBB) yang selalu tampil bersorban ini pindah ke Partai Golkar

Saat ini, dikabarkan ada 37 anggota DPR dari parpol lain yang hendak pindah ke Partai NasDem untuk pemilu legislatif 2014. Namun NasDem merahasiakan identitas mereka.

Mengenai fenomena “menarik” ini, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto menyebut ada dua faktor utama yang menyebabkan politikus mudah berpindah partai. Faktor pragmatisme dan konflik internal dinilai jadi penyebab munculnya politisi kutu loncat.
Betapa negara ini amat merindukan sosok negarawan sejati yang bisa membawa dan mengawal bangsa yang besar ini ke arah kemajuan, bukan sekadar politikus karbitan. Semoga tulisan ini membukakan nurani para politikus agar mendengar jeritan hati nurani akyat.
(Detik, CB Channel, dan berbagai sumber terkait)

Tidak ada komentar: